CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Senin, 23 Juli 2012

Anatomi Daun


PENDAHULUAN
Latar Belakang
            Daun merupakan organ yang sangat beragam. Sruktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama biasanya mirip dengan batang. Ciri paling penting dari daun adalah bahwa pertumbuhan apeksnya ssegera terhenti. Pada beberrapa tumbuhan paku, meristem tersebut yetap aktif selama waktu yang cukup lama (Hidayat, 1995).
            Secara histologis daun tersusun atas tiga tipe system jaringan, yaitu : epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Epidermis pada berbagai tumbuhan beragam dalam lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, munculnya trikoma, susunannya dan adanyasel yang khusus. Mesofil terjadi dari jaringan yang bersifat parenkim dalam epidermis. Mesofil merupakan bagianutama helai daun karena mengandung kloroplasdan ruang antarsel. Berkas pembuluh dalam dan biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah system tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni system tulang daun daun jala dan system tulang daun sejajar  ( Fahn, 1991).
            Banyak tumbuh – tumbuhan dikotil herba mempunyai daun – daun yang mesofilnya kurang berkembang. Palisade sering tidak ada, ruang antarsel besar – besar, epidermis sering dengan kutikula yang tipis dan stomata biasa dari jenis phanephor. Daun – daun demikian mempunyai sifat – sifat hydromorphyk (Napitupulu, 2009).
Pada daun monokotil, primordium daun diawali dalam tunika dan dari sini berkembangkah protoderm daunnya. Pada apeks, pada permulaan inisiasi muncullah tonjolan setempat kemudian kemudian berbentuk sabit dan kemudian sebagai akibat pertumbuhan marginal dan apical akhirnya akan mengelilingi apeks tersebut. Selagi primordium itu tumbuh keatas leetaknya seperti topi melancip. Pertumbuhan apical daun itu berhenti selama plastokron ketiga ketika prmordium itu panjangnya sekitar 0,9 mm, tetapi pinggirnya terus bertumbuh dan primordiumnya terus memanjang (Fahn, 1991).
            Mesofil pada daun monokotil sering menunjukkan penisahan antara palisade sengan spons, walaupun sel – sel yang di bawah epidermis sering tersusun lebih teratur dari lainnya. Pada epidermis sering terdapat sel kipas, stomata, sel silica, sel gabus, dan trikoma, sarung pembuluh kadang – kadang dijumpai bersama – sama dengan sarung mesotom (Napitupulu, 2009).









Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui anatomi daun monokotil pada tanaman lagung (Zea mays L.) dan daun dikotil pada tanaman mangga (Mangifera indica L.).

Kegunaan Percobaan
-                      Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test di Laboratorium Anatomi Tumbuhan Department Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
-                      Sebagai sumber informasi bagi pihak yang memerlukan.









             
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Jagung (Zea mays L.)
            Menurut Steenis (1978), Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatopyta
Sub-divisio      : Angiaspermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Poales
Famili              : Poaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays L.
            Sistem perakaran tanaman jagung terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar udara. Akar-akar seminal merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar-akar lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar dari buku pertama di atas pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat biji berkecambah. Pertumbuhan akar seminal pada umumnya menuju arah bawah, berjumlah 3-5 akar atau bervariasi antara 1-13 akar
( Rukmana,1997 ).
           
Batang jagung tidak bercabang berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar 60-300 cm (Splitttoesser, 1984).
            Daun jagung tumbuh di setiap ruas batang. Daun ini berbentuk pip, mempunyai lebar 4-15 cm dan panjang 30-150 cm, serta didukung oleh pelepah daun yang menyelubungi batang. Daun mempunyai dua jenis bunga yang berumah satu. Bunga jantan tumbuh di ujung batang dan tersusun atas malai. Bunga betina tersusun atas tongkol dan tertutup oleh kelobot. Bunga ini muncul dari ketiak daun yang terletak pada pertengahan batang. Diantara pelepah dan helaian daun terdapat ligila. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan berambut. Fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. Ligula ini berbulu dan berlemak. Jumlah daun tiap tanaman atau pohon bervariasi antara 8-42 helai. Letak daun pada batang termasuk daun duduk bersilangan (Thompson, 1949).









Mangga (Mangifera indica Linn.)
            Menurut  Pracaya ( 1998 ), tanaman mangga (Mangifera indica L.) diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Spermatopyta
Sub-divisio      : Angiaspermae
Kelas               : Dicotyledoneae
Ordo                : Sapindales
Famili              : Anacardiaceae
Genus              : Mangifera
Spesies            : Mangifera indica L.
            Akar tunggang pohon mangga sangat panjanghingga bias mencapai 6 m, pemanjangan akar tunggang akan berhenti bila mencapai permukaan air tanah. Sesudah fase perpanjanagan akar tunggang berhenti, lalu terbentuk banyak akar cabang di bawah permukaan tanah. Akar cabang makin ke bawah makin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman ± 30-60 cm (Pracaya, 1998).
            Batang tegak bercabang agak kuat, daun lebat dan berbentuk tajuk yang rendah. Berbentuk kubah, atau memanjang kulitnya, tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik berkas tangkai daun. Warna kulit yang sudah tua biasanya cokelat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam. Pohon mangga yang berasal dari biji pada umumnya tegak, kuat dan tinggi sedang yang berasal dari sambungan atau temple lebih pendek dan cabangnya membentang (Rukmana,1992).
            Daun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai dan batang daun. Badan daun bertulang dan berurat-urat, antara tulang dan urat tertutup daging daun. Daging daun terdiri dari kumpulan sel-selyang tidak terhingga banyaknya. Daun letaknya bergantian, tidak berdaun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (Pracaya, 1998).



















Anatomi Tumbuhan

Daun Monokotil
            Daun-daun monokotil ada yang serupa dengan dikotil tetapi kebanyakan berbeda karena daun-daunnya sering tidak mempunyai tangkai daun (petiolus) tetapi terdiri dari pelepah (vagina) dan helaian daun (lamina) yang biasanya berbentuk pita dengan variasi yang sejajr. Strujtur variasi dari hydromorphik ke xeromorphik (Napitupulu, 2009).
  &JJsj2brpy        Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar atau mesofil dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak ditemukan halnya pada monokotil, khususnya famili graminaesistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan phloem yang terdapat pada tulang daun (Sastrodinoto, 1990).
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata. Stomata biasa ditemukan dikedua sisi daun (daun amfistomatik) atau hanya di satu sisi, yakni disebelah atas atau adaksial (daun epistomatik). Pada monokotil dan gymnospermae, stomata sering tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun (Hidayat,1995).
Mesofil sering tidak menunjukkan pemisahan antara palisade dengan spons, walaupun sel-sel yang dibawah epidermis sering tersusun lebih teratur dari lainnya. Pada epidermis sering terdapat sel kipas (motor cellbulliform cells), stomata, sel silica, sel gabus dan trikoma, sarung pembuluh kadan-kadang dijumpai bersama-sama dengan sarung meristem (Napitupulu, 2009).
Daun Dikotil
Korteks pada tumbuhan dikotil terdapat diantara berkas pembuluh dan epidermis, sedangkan pada mesofil batas tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan dikotil terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empelur yang mengisi bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empelur ini
(Sastrodinoto, 1990).
Pada tumbuh-tumbuhan semak dan pohon sering dijumpai palisade yang berkembang baik, yang terletak pada sisi adaxial. Pada ficus terdapat hypodermis tanpa klorofil, cystolith pada epidermis dan laticifer pada mesofil
(Napitupulu, 2009).
            Tulang-tulang besar pada daun-daun dikotiledon dapat terdiri atas jarinagn primer dan jarimgan sekunde, sedangkan tulang-tulang daun yang lebih kecilhanya jaringan primer. Tulang-tulang daun yang berukuran besar dan sedang mengandung pembuluh dan tulang tapis (Fahn,1991).
           









BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
            Percobaan dilakukan di Laboratorium Anatomi Tumbuhan, berada ± 25 m di atas permukaan laut, yang dilakukan pada hari Kamis pukul 10.15 sampai dengan selesai.

Bahan dan Alat
            Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akar, batang, daun dari tanaman jagung (Zea mays L.) sebagai bahan percobaan tanaman monokotil dan tanaman mangga (Mangifera indica Linn.) sebagai bahan percobaan tanaman dikotil.Lilin paravin sebagai media preparat basah akar, batang maupun daun. Spiritus digunakan sebagai bahan bakar saat memasak lilin paravin. Immersion oil, combo red digunakan untuk memperjelas bagian sel yang ingin diamati pada mikroskop. Xylol digunakan untuk membersihkan lensa agar pengamatan mudah dilakukan, aluminium foil digunakan untuk mencetak lilin.
            Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah: Bunsen digunakan sebagai wadah bahan bakar (spiritus) saat memasak lilin, beaker glass sebagai wadah lilin paraffin saat dimasak, batu bata digunakan untuk membantu menyangga Bunsen agar api mencapai dasar beaker glas, kaki tiga digunakan sebagai penopang beaker glass saat pemasakan lilin, korek sebagai penyangga spiritus, gunting digunakan untuk memotong organ tanaman yang digunakan, stipula digunakan untuk mengaduk lilin, mikrotom digunakan untuk memotong lilin yang telah siap digunakan, mikroskop untuk mengamati objek percobaan, kain serbet digunakan untuk membersihkan meja, kain flannel digunakan untuk mengambil kaca preparat, alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pengamatan, preparat digunakan untuk meletakkan objek yang diamati.

Prosedur Percobaan
- Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengamatan
- Dibuat cetakan berbentuk kubus yang terbuat dari aluminium foil
- Dipanaskan lilin paravinhingga meleleh merata kemudian dituang ke dalam cetakan
- Diamkan lilin hingga dingindan membeku
- Diletakkan organ tanaman di atas lilin
- Dituang sisa lilin pada bagian atas organ tanaman tadi hingga tertutup seluruh  permukaannya
- Diamkan hingga mengeras/membeku
- Dipotong lilin yang sudah mengeras tadi dengan mikrotom
- Diambil bagian yang tipis
- Diletakkan pada preparat lilin yang sudah dipotong tadi
- Ditambahkan Immersion oil dan combo red
- Diamati gambarnya dengan mikroskop
- Digambar pada buku gambar, gambar yang telah diamati oleh mikroskop

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1.         Gambar Penampang Melintang Daun Jagung ( Leaf of Zea mays )
10 x 40
 




















2.         Gambar Penampang Melintang Daun Mangga (Leaf of Mangifera indica)









                    

10 x 40
 
 

1
2
3

4



5

6

7
 
3.         Gambar Penampang Melintang Daun Monokotil ( Leaf of monocotyl )                                           
1


2

3



4

5

6

7



 
4.       Gambar Penampang Melintang Daun Dikotil ( Leaf of dicotyl )
                                                                                                                                   


10 x 40
 
 






Keterangan Gambar
Penampang Daun Monokotil ( Leaf of monocotyl )
1.      Kutikula
2.      Epidermis atas
3.      Palisade
4.      Bundle sheet cell
5.      Epidermis bawah
6.      Xylem
7.      Phloem
 Penampang Daun Dikotil ( Leaf of dicotyl )
1.      Epidermis atas
2.      Palisade
3.      Sarung pembuluh
4.      Xylem
5.      Phloem
6.      Epidermis bawah
7.      Stomata







Pembahasan
Dapat diketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan monokotil dan dikotil terletak pada berkas pembuluh. Berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terletak lebih teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat berkas pembuluh yang tidak teratur. Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu (2009) yang menyatakan bahwa perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil terletak pada berkas pembuluh. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu alat transportasi  yang digunakan untuk mengangkut sari makanandan unsur hara dari tanah ke seluruh tumbuh-tumbuhandan phloem yaitu berkas yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuh-tumbuhan.
 Adapun fungsi dari daun adalah menjalankan sintesis senyawa-senyawa organik dengan menggunakan cahaya sebagai sumber energi yang diperlukan, suatu proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Fungsi daun yang seperti ini merupakan fungsi utama dari daun. Hal tersebut sesuai dengan literature Napitupulu (2009) bahwa proses pengubahan energi berlangsung dalam organel sel khusus yang disebut kloroplas, tempat penyimpanan pigmen klorofil. Struktur eksternal dan internal daun berkaitan dengan peranannya dalam fotosintesis dan transpirasi (hilangnya air dalam bentuk uap). Pada epidermis didapati stoma, yang bertugas untuk pertukaran gas antar jaringan daun dan atmosfer. Setiap stoma terdiri atas dua sel pengawalyang mengelilingi lubang celah (apertur). Stoma dapat membuka dan menutup apertur, dan dengan demikian mengatur pemasukan dan pengeluaran gas dari dan ke daun.
Transportasi pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dilakukan melalui pembuluh tapis (phloem). Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu (2009) yang menyatakan bahwa kloroplas adalah plastida yang mengandung butir-butir hijau daun (klorofil). Pada tumbuh-tumbuhan umumnya berbentuk lensa (cakram) yamg biasanya 4-6µ. Tetapi terdapat juga kloroplas yang bermacam-macam ada yang berbentuk silinder yang mengelilingi inti, ada yang berbentuk spiral, ada yang berbentuk lempeng dan sebagainya.
Penyebab permukaan daun atas lebih hijau dari daun bagian bawah adalah karena pada permukaan daun atas berhadapan langsung dengan cahaya matahari yang langsung mengenai permukaan daun sehingga memberikan warna hijau lebih terang dari lapisan bawah daun. Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu (2009) bahwa larutan klorofil dalam alcohol mempunyai sifat fisis yang istimewa. Apabila dalam larutan ini diberikan cahaya langsung akan menghasilkan cahaya hijau sedang bila diberi cahaya pantulan (fathing up) berwarna merah. Dengan background yang hitam akan memberi warna merah.
 Sarung pembuluh (bundle sheath) pada tumbuhan monokotil berfungsi untuk menyarungi berkas pembuluh hingga ke ujung tracheid. Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu (2009) yang menyatakan bahwa pada berkas-berkas pembuluh yang besar sering ia dikelilingi oleh parenkima yang kompak yang disebut sarung pembuluh (bundle sheath), sehingga berkas pembuluh tidak akan berhubungan dengan ruang-ruang antar sel.




KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
  1. Dari histogenesis daun, daun terdiri dari tiga bagian yaitu : epidermis, mesofil, dan berkas pembuluh.
  2. Perbedaan yang mencolok antara daun monokotil dan dikotil terletak pada berkas pembuluh.
  3. Transportasi pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dilakukan melalui pembuluh tapis (phloem).
  4. Pada tumbuhan monokotil dijumpai sarung pembuluh (bundle sheath).
  5. Pada tumbuhan dikotil, phloem terletak di bagian luar sedangkan xylem terkumpul di tengah phloem.

Saran
            Agar praktikan lebih cermat dalam pemotongan organ tanaman, agar jaringan tanaman terutama jaringan pada daun yang sangat berperan dalam proses fotosintesis  tidak rusak.




DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press.  Bandung.

Hidayat, E. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung.
Napitupulu, J.A. 2009. Anatomi Tumbuhan. USU Press. Medan.
Pracaya. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakatra.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
                  . 1992. Mangga Budidaya dan Paska Panen. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sastrodinoto, S. 1990. Biologi Umum II. Penerbit PT.Gramedia. Jakarta.
Steenis, Van. C.G.G.J. 1978. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta Pusat.
Splittstosser, W. 1984. Vegetable Growing Hanbook second Edition. Published by Van Nostrand Reinhold Company. New York.

Thompson, h. 1949. Vegetable Crops. Mc.Grow Hell. Book Company. London.





1 komentar: