PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daun
merupakan organ yang sangat beragam. Sruktur jaringan pembuluh dalam tangkai
dan tulang daun utama biasanya mirip dengan batang. Ciri paling penting dari
daun adalah bahwa pertumbuhan apeksnya ssegera terhenti. Pada beberrapa
tumbuhan paku, meristem tersebut yetap aktif selama waktu yang cukup lama
(Hidayat, 1995).
Secara histologis daun tersusun atas
tiga tipe system jaringan, yaitu : epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh.
Epidermis pada berbagai tumbuhan beragam dalam lapisan, bentuk, struktur,
susunan stomata, munculnya trikoma, susunannya dan adanyasel yang khusus.
Mesofil terjadi dari jaringan yang bersifat parenkim dalam epidermis. Mesofil
merupakan bagianutama helai daun karena mengandung kloroplasdan ruang antarsel.
Berkas pembuluh dalam dan biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah
system tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni system tulang daun daun
jala dan system tulang daun sejajar (
Fahn, 1991).
Banyak tumbuh – tumbuhan dikotil
herba mempunyai daun – daun yang mesofilnya kurang berkembang. Palisade sering
tidak ada, ruang antarsel besar – besar, epidermis sering dengan kutikula yang
tipis dan stomata biasa dari jenis phanephor. Daun – daun demikian mempunyai
sifat – sifat hydromorphyk (Napitupulu, 2009).
Pada
daun monokotil, primordium daun diawali dalam tunika dan dari sini
berkembangkah protoderm daunnya. Pada apeks, pada permulaan inisiasi muncullah
tonjolan setempat kemudian kemudian berbentuk sabit dan kemudian sebagai akibat
pertumbuhan marginal dan apical akhirnya akan mengelilingi apeks tersebut.
Selagi primordium itu tumbuh keatas leetaknya seperti topi melancip.
Pertumbuhan apical daun itu berhenti selama plastokron ketiga ketika prmordium
itu panjangnya sekitar 0,9 mm, tetapi pinggirnya terus bertumbuh dan
primordiumnya terus memanjang (Fahn, 1991).
Mesofil pada daun monokotil sering
menunjukkan penisahan antara palisade sengan spons, walaupun sel – sel yang di
bawah epidermis sering tersusun lebih teratur dari lainnya. Pada epidermis
sering terdapat sel kipas, stomata, sel silica, sel gabus, dan trikoma, sarung
pembuluh kadang – kadang dijumpai bersama – sama dengan sarung mesotom
(Napitupulu, 2009).
Tujuan Percobaan
Adapun
tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui anatomi daun monokotil pada
tanaman lagung (Zea mays L.) dan daun
dikotil pada tanaman mangga (Mangifera
indica L.).
Kegunaan Percobaan
-
Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti
praktikal test di Laboratorium Anatomi Tumbuhan Department Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan .
-
Sebagai sumber informasi bagi pihak yang memerlukan.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Jagung (Zea
mays L.)
Menurut
Steenis (1978), Klasifikasi tanaman jagung adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatopyta
Sub-divisio : Angiaspermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Sistem perakaran tanaman jagung
terdiri atas akar-akar seminal, koronal dan akar udara. Akar-akar seminal
merupakan akar-akar radikal atau akar primer ditambah dengan sejumlah akar-akar
lateral yang muncul sebagai akar adventif pada dasar dari buku pertama di atas
pangkal batang. Akar-akar seminal ini tumbuh pada saat biji berkecambah. Pertumbuhan
akar seminal pada umumnya menuju arah bawah, berjumlah 3-5 akar atau bervariasi
antara 1-13 akar
( Rukmana,1997 ).
Batang
jagung tidak bercabang berbentuk silinder, dan terdiri dari beberapa ruas dan
buku ruas. Pada buku ruas akan muncul tunas yang berkembang menjadi tongkol.
Tinggi batang jagung tergantung varietas dan tempat penanaman, umumnya berkisar
60-300 cm (Splitttoesser, 1984).
Daun jagung tumbuh di setiap ruas
batang. Daun ini berbentuk pip, mempunyai lebar 4-15 cm dan panjang 30-150 cm,
serta didukung oleh pelepah daun yang menyelubungi batang. Daun mempunyai dua
jenis bunga yang berumah satu. Bunga jantan tumbuh di ujung batang dan tersusun
atas malai. Bunga betina tersusun atas tongkol dan tertutup oleh kelobot. Bunga
ini muncul dari ketiak daun yang terletak pada pertengahan batang. Diantara
pelepah dan helaian daun terdapat ligila. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang
daun. Permukaan daun ada yang licin dan berambut. Fungsi ligula adalah mencegah
air masuk ke dalam kelopak daun dan batang. Ligula ini berbulu dan berlemak.
Jumlah daun tiap tanaman atau pohon bervariasi antara 8-42 helai. Letak daun
pada batang termasuk daun duduk bersilangan (Thompson, 1949).
Mangga (Mangifera
indica Linn.)
Menurut Pracaya ( 1998 ), tanaman mangga (Mangifera indica L.) diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatopyta
Sub-divisio : Angiaspermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Akar tunggang pohon mangga sangat
panjanghingga bias mencapai 6 m, pemanjangan akar tunggang akan berhenti bila
mencapai permukaan air tanah. Sesudah fase perpanjanagan akar tunggang
berhenti, lalu terbentuk banyak akar cabang di bawah permukaan tanah. Akar
cabang makin ke bawah makin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman ±
30-60 cm (Pracaya, 1998).
Batang tegak bercabang agak kuat,
daun lebat dan berbentuk tajuk yang rendah. Berbentuk kubah, atau memanjang
kulitnya, tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik
berkas tangkai daun. Warna kulit yang sudah tua biasanya cokelat keabuan,
kelabu tua sampai hampir hitam. Pohon mangga yang berasal dari biji pada
umumnya tegak, kuat dan tinggi sedang yang berasal dari sambungan atau temple lebih
pendek dan cabangnya membentang (Rukmana,1992).
Daun terdiri dari dua bagian, yaitu
tangkai dan batang daun. Badan daun bertulang dan berurat-urat, antara tulang
dan urat tertutup daging daun. Daging daun terdiri dari kumpulan sel-selyang
tidak terhingga banyaknya. Daun letaknya bergantian, tidak berdaun penumpu.
Panjang tangkai daun bervariasi, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi
sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi
makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti
dalam lingkaran (Pracaya, 1998).
Anatomi Tumbuhan
Daun Monokotil
Daun-daun monokotil ada yang serupa
dengan dikotil tetapi kebanyakan berbeda karena daun-daunnya sering tidak mempunyai
tangkai daun (petiolus) tetapi
terdiri dari pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) yang biasanya
berbentuk pita dengan variasi yang sejajr. Strujtur variasi dari hydromorphik
ke xeromorphik (Napitupulu, 2009).
&JJsj2brpy Sistem jaringan dasar pada daun
monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan
dasar atau mesofil dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang, tidak
ditemukan halnya pada monokotil, khususnya famili graminaesistem berkas
pembuluh terdiri atas xylem dan phloem yang terdapat pada tulang daun
(Sastrodinoto, 1990).
Sifat
terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula dan
stomata. Stomata biasa ditemukan dikedua sisi daun (daun amfistomatik) atau
hanya di satu sisi, yakni disebelah atas atau adaksial (daun epistomatik). Pada
monokotil dan gymnospermae, stomata sering tersusun dalam deretan memanjang
yang sejajar dengan sumbu daun (Hidayat,1995).
Mesofil
sering tidak menunjukkan pemisahan antara palisade dengan spons, walaupun
sel-sel yang dibawah epidermis sering tersusun lebih teratur dari lainnya. Pada
epidermis sering terdapat sel kipas (motor cellbulliform cells), stomata, sel
silica, sel gabus dan trikoma, sarung pembuluh kadan-kadang dijumpai bersama-sama
dengan sarung meristem (Napitupulu, 2009).
Daun Dikotil
Korteks
pada tumbuhan dikotil terdapat diantara berkas pembuluh dan epidermis,
sedangkan pada mesofil batas tersebut tidak jelas. Pada tumbuhan dikotil
terdapat juga jaringan dasar lain selain korteks yaitu empelur yang mengisi
bagian tengah batang. Penumpukan pati pada umumnya terdapat pada empelur ini
(Sastrodinoto,
1990).
Pada
tumbuh-tumbuhan semak dan pohon sering dijumpai palisade yang berkembang baik,
yang terletak pada sisi adaxial. Pada ficus terdapat hypodermis tanpa klorofil,
cystolith pada epidermis dan laticifer pada mesofil
(Napitupulu,
2009).
Tulang-tulang besar pada daun-daun
dikotiledon dapat terdiri atas jarinagn primer dan jarimgan sekunde, sedangkan
tulang-tulang daun yang lebih kecilhanya jaringan primer. Tulang-tulang daun
yang berukuran besar dan sedang mengandung pembuluh dan tulang tapis (Fahn,1991).
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Percobaan
Percobaan dilakukan di Laboratorium Anatomi
Tumbuhan, berada ± 25 m di atas permukaan laut, yang dilakukan pada hari Kamis
pukul 10.15 sampai dengan selesai.
Bahan dan Alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam
percobaan ini adalah akar, batang, daun dari tanaman jagung (Zea mays L.) sebagai bahan percobaan
tanaman monokotil dan tanaman mangga (Mangifera
indica Linn.) sebagai bahan percobaan tanaman dikotil.Lilin paravin sebagai
media preparat basah akar, batang maupun daun. Spiritus digunakan sebagai bahan
bakar saat memasak lilin paravin. Immersion oil, combo red digunakan untuk
memperjelas bagian sel yang ingin diamati pada mikroskop. Xylol digunakan untuk
membersihkan lensa agar pengamatan mudah dilakukan, aluminium foil digunakan
untuk mencetak lilin.
Adapun alat-alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah: Bunsen digunakan sebagai wadah bahan bakar (spiritus)
saat memasak lilin, beaker glass sebagai wadah lilin paraffin saat dimasak,
batu bata digunakan untuk membantu menyangga Bunsen agar api mencapai dasar
beaker glas, kaki tiga digunakan sebagai penopang beaker glass saat pemasakan
lilin, korek sebagai penyangga spiritus, gunting digunakan untuk memotong organ
tanaman yang digunakan, stipula digunakan untuk mengaduk lilin, mikrotom
digunakan untuk memotong lilin yang telah siap digunakan, mikroskop untuk
mengamati objek percobaan, kain serbet digunakan untuk membersihkan meja, kain
flannel digunakan untuk mengambil kaca preparat, alat tulis digunakan untuk
mencatat hasil pengamatan, preparat digunakan untuk meletakkan objek yang
diamati.
Prosedur Percobaan
- Disediakan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk pengamatan
- Dibuat cetakan berbentuk kubus
yang terbuat dari aluminium foil
- Dipanaskan lilin
paravinhingga meleleh merata kemudian dituang ke dalam cetakan
- Diamkan lilin hingga dingindan membeku
- Diletakkan organ tanaman di atas lilin
- Dituang sisa lilin pada
bagian atas organ tanaman tadi hingga tertutup seluruh permukaannya
- Diamkan hingga
mengeras/membeku
- Dipotong lilin yang sudah
mengeras tadi dengan mikrotom
- Diambil bagian yang tipis
- Diletakkan pada preparat
lilin yang sudah dipotong tadi
- Ditambahkan Immersion oil dan combo red
- Diamati gambarnya dengan mikroskop
- Digambar pada buku gambar, gambar yang telah diamati oleh mikroskop
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1.
Gambar Penampang Melintang Daun
Jagung ( Leaf of Zea mays )

|
2.
Gambar
Penampang Melintang Daun Mangga (Leaf of
Mangifera indica)

|
|



|


![]() |
||||||
![]() |
||||||
![]() |
||||||
![]() |
||||||
|
Keterangan Gambar
Penampang Daun Monokotil ( Leaf
of monocotyl )
1.
Kutikula
2.
Epidermis atas
3.
Palisade
4.
Bundle sheet cell
5.
Epidermis bawah
6.
Xylem
7.
Phloem
Penampang Daun
Dikotil ( Leaf of dicotyl )
1.
Epidermis atas
2.
Palisade
3.
Sarung pembuluh
4.
Xylem
5.
Phloem
6.
Epidermis bawah
7.
Stomata
Pembahasan
Dapat
diketahui bahwa perbedaan yang mencolok antara tumbuhan monokotil dan dikotil
terletak pada berkas pembuluh. Berkas pembuluh pada tumbuhan dikotil terletak
lebih teratur, sedangkan berkas pembuluh pada tumbuhan monokotil terlihat
berkas pembuluh yang tidak teratur. Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu
(2009) yang menyatakan bahwa perbedaan antara tumbuhan monokotil dan dikotil
terletak pada berkas pembuluh. Berkas pembuluh terdiri dari xylem atau suatu
alat transportasi yang digunakan untuk
mengangkut sari makanandan unsur hara dari tanah ke seluruh tumbuh-tumbuhandan
phloem yaitu berkas yang berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh tubuh tumbuh-tumbuhan.
Adapun fungsi dari daun adalah menjalankan
sintesis senyawa-senyawa organik dengan menggunakan cahaya sebagai sumber
energi yang diperlukan, suatu proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Fungsi daun yang seperti ini merupakan
fungsi utama dari daun. Hal tersebut sesuai dengan literature Napitupulu (2009)
bahwa proses pengubahan energi berlangsung dalam organel sel khusus yang
disebut kloroplas, tempat penyimpanan pigmen klorofil. Struktur
eksternal dan internal daun berkaitan dengan peranannya dalam fotosintesis dan
transpirasi (hilangnya air dalam bentuk uap). Pada epidermis didapati stoma,
yang bertugas untuk pertukaran gas antar jaringan daun dan atmosfer. Setiap
stoma terdiri atas dua sel pengawalyang mengelilingi lubang celah (apertur).
Stoma dapat membuka dan menutup apertur, dan dengan demikian mengatur pemasukan
dan pengeluaran gas dari dan ke daun.
Transportasi
pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dilakukan
melalui pembuluh tapis (phloem). Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu
(2009) yang menyatakan bahwa kloroplas adalah plastida yang mengandung
butir-butir hijau daun (klorofil). Pada tumbuh-tumbuhan umumnya berbentuk lensa
(cakram) yamg biasanya 4-6µ. Tetapi terdapat juga kloroplas yang bermacam-macam
ada yang berbentuk silinder yang mengelilingi inti, ada yang berbentuk spiral,
ada yang berbentuk lempeng dan sebagainya.
Penyebab
permukaan daun atas lebih hijau dari daun bagian bawah adalah karena pada
permukaan daun atas berhadapan langsung dengan cahaya matahari yang langsung
mengenai permukaan daun sehingga memberikan warna hijau lebih terang dari
lapisan bawah daun. Hal ini sesuai dengan literatur Napitupulu (2009) bahwa
larutan klorofil dalam alcohol mempunyai sifat fisis yang istimewa. Apabila
dalam larutan ini diberikan cahaya langsung akan menghasilkan cahaya hijau
sedang bila diberi cahaya pantulan (fathing up) berwarna merah. Dengan
background yang hitam akan memberi warna merah.
Sarung pembuluh (bundle sheath) pada tumbuhan
monokotil berfungsi untuk menyarungi berkas pembuluh hingga ke ujung tracheid. Hal
ini sesuai dengan literatur Napitupulu (2009) yang menyatakan bahwa pada
berkas-berkas pembuluh yang besar sering ia dikelilingi oleh parenkima yang
kompak yang disebut sarung pembuluh (bundle sheath), sehingga berkas pembuluh
tidak akan berhubungan dengan ruang-ruang antar sel.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
- Dari histogenesis daun, daun terdiri dari tiga bagian yaitu : epidermis, mesofil, dan berkas pembuluh.
- Perbedaan yang mencolok antara daun monokotil dan dikotil terletak pada berkas pembuluh.
- Transportasi pengangkutan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan dilakukan melalui pembuluh tapis (phloem).
- Pada tumbuhan monokotil dijumpai sarung pembuluh (bundle sheath).
- Pada tumbuhan dikotil, phloem terletak di bagian luar sedangkan xylem terkumpul di tengah phloem.
Saran
Agar
praktikan lebih cermat dalam pemotongan organ tanaman, agar jaringan tanaman
terutama jaringan pada daun yang sangat berperan dalam proses fotosintesis tidak rusak.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi
Tumbuhan Edisi Ketiga. Gadjah
Mada University
Press. Bandung .
Hidayat, E. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit ITB. Bandung .
Napitupulu, J.A. 2009. Anatomi
Tumbuhan. USU Press. Medan .
Pracaya. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya. Jakatra.
Rukmana, R. 1997. Usaha Tani
Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Sastrodinoto, S. 1990. Biologi Umum II. Penerbit PT.Gramedia. Jakarta .
Steenis, Van. C.G.G.J. 1978.
Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta Pusat.
Splittstosser, W. 1984. Vegetable Growing Hanbook second Edition.
Published by Van Nostrand Reinhold Company. New York .
Thompson, h. 1949. Vegetable Crops. Mc.Grow Hell. Book Company. London .
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus