PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ubi
jalar (Ipomea batatas L.)
dinmakan demikian karena batangnya menjalar. Tanaman ini termasuk keluarga
convolvoceae, satu keluarga dengan kangkung. Ubi jalar adalah tamanam tropis,
jenisnya banyak sekali, ada umbinya berwarna merah, putih, kuning dan
lain-lain. (Soemartono,1983).
Ubi
jalar adalah tamnaman tropis jenisnya banyak sekali dan namanya pun di tiap
daerah berbeda beda seperti ubi jendral, mangkrong, nadir, dan sebagainya (Soemartono,1983)
Ubi
jlar di tanam oleh suku maya di amerika tengah, inka di peru, dan moasi di
selandia baru, lama sebelum abad ke-16. Ubi jalar di temukan di sejumlah gua di
peru, mungkin species liar di perkirakan berumur lebih dari 800 tahun (Rubatzky
dan yamaguchi, 1998)
Di
Indonesia ubi jalar sebagai komoditas pangan, belum sebanding dengan padi atau
jagung. Penggunaan ubi jalar sebagai tanaman pokok sepanjang tahun terbatas di
konsumsi oleh penduduk irian jaya dan Maluku. Selama ini masyarakat menganggap
bahwa ubi jalar merupakan bahan pangan dalam situasi darurat (Manurung, 2007)
Pada
tahun 1964 reaksi fotosintesis secara jelas dapat di gambarkan sebagai
pertukaran gas:
6CO2+6H2O-C6H12O6+6O2
Dalam reaksi tersebut sebanyak 691.000
kalori energy di serap dan di konversi ke dalam bentuk glukosa.(Soemarsono,2000)
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan draft ini adalah untuk mengetahui hubungan evaporasi
terhadap fotositesis pada tanaman ubi jalar (Ipomea
batatas L.)
Kegunaan
Penulisan
-
Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti
praktikum di Laboratorium Agroklimatologi Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
-
Sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan
TINJAUAN
PUSTAKA
Botani
Tanaman
Adapun
sistematika dari tanaman ubi jalar menurut Steenis (2003) adalah sebagai
berikut
Kingdom : Plantae
Division : Sphermathopyta
Subdivision : Angiospermae
Klass : Dicotyledoneae
Ordo : Convolvulaceales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Species : (Ipomea
batatas L.)
Akar
serabut dapat tumbuh secara adventif dari kedua sisi tiap ruas pada bagian
batang yang bersinggungan dengan tanah. Organ penyimpan yang layak santap yang
secara salah kaprah disebut umbi adalah akar (ubi) yang terbentuk dari
penebalan akar sekunder. Biasanya, sekitar 15% dari seluruh akar yang terbentuk
akan menebal dan membentuk organ lumbung yang tumbuh agak dangkal, pada
kedalaman 25cm dari permukaan tanah
(Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).
Warna
daun ada yang hijau dan ada yang ungu, sedangkan bentuk daun ada yang bulat dan
ada yang serupa jantung. Menurut umumnya, jenis ubi jalar dapat dibagi dua
golongan yaitu (a). berumur pendek dapat dipungut pada umur 4-6 bulan dan (b).
berumur panjang dapat dipungut sesudah 8-9 bulan biasanya berasal dari Australia
(Soemartono, 1983).
(Soemartono, 1983).
Tipe
tanaman ubi jalar di tentukan panjang batang utamanya dan di kelompokan ke
dalam tipe tegak kalau panjang batangnya kurang dari 15cm semi tegak, 75-150cm
menjalar, 151-250 sangat menjalar, diameter panjang ubi jalar umumnya berkisar
antara 3-10 mm (Sulistijawati dan Harta,1994).
Mahkota bunga menyatu berbentuk
terompet, berdiameter 3-4 cm, berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet
kemerahan, ungu pucat atau ungu, menyerupai warna bunga mekar pagi (morning
glory). Bunga dan mekar pada pagi hari dan menutup serta layu dalam beberapa
jam. Penyerbukan dilakukan oleh serangga (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).
Biji
terbentuk dalam kapsul sebanyak 1-4
biji. Biji matang berwarna hitam bentuknya memipih dank eras dan biasanya
memerlukan pengausan (skarifikasi) untuk membantu perkecambahan (Rubatzky dan
Yamaguchi, 1997).
Syarat
Tumbuh
Tanah
Tanah yang baik bagi
ubi jalar ialah tanah pasir campur lempung yang gembur dan tak mengandung
banyak air. Pada tanah yang terlalu subur, ubi jalar mempunyai banyak daun dan
batang, sedangkan ubinya sedikit atau tidak ada sama sekali. Juga pada tanah
yang terlalu banyak air akan menyebabkan ubi menjadi busuk. Ubi jalar cocok
pada tanah asam pH yang baik adalah +6,0 (Soemartono, 1983).
Suhu tanah 28-30° C adalah yang terbaik untuk menghasilkan
kecambah, yang biasanya muncul dalam 1-2 minggu. Bibit tersebut siap untuk
dicabut dan dipindah-tanamkan setelah
berumur 4-6 minggu. Suhu rendah menyebabkan perkecambahan dan pertumbuhan
kecambah lambat. Suhu lebih dari 30°C menghasilkan kecambah ramping tinggi yang
kemapanannya jelek setelah dipindah tanam (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).
Ubi jalar menyukai tanah liat berpasir remah yang berdrainase
baik, dengan aerasi yang memadai. Pemadatan tanah berpengaruh buruk terhadap
bentuk dan ukuran ubi. Tanaman ubi jalar agak toleran terhadap pH rendah dan
dapat beradaptasi pada kisaran pH 4,5-7,5, pH optimum sekitar 6,0-7,5 (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).
Iklim
Ubi jalar membutuhkan
hawa panas dan udara yang lembab, mengandung banyak air, serta dapat tumbuh
baik di tanah rendah maupun di pegunungan(sampai 1000 m). suhu optimum 27
drajat celcius dan lama penyinaran 11-12 jam per hari dan dapat tumbuh
sepanjang tahun (Soemartono,1983).
Sektar separuh dari
system perakaran total berada pada kedalaman 30cm dari permukaan, sebagian akan
dapat di temukan sedalam 2 m. tanaman ini tidak toleran terhadap banjir, tanah
tergenang dapat menurunkan hasil. Namun curah hujan yang sangat besar dapat di
toleransi jika draenase tanah baik (Rubatzky dan yamaguchi).
Curah hujan mempengaruhi pembentukan
umbi pada tanaman ubi jalar dimana apabila tanaman tersebut kekurangan air maka
pembentukan umbinya akan terhambat(Soemartono,1983)
Evaporasi
Evaporasi merupakan proses
perubahan dari bentuk cairan dari uap air ke atmosfer baik yang terjadi pada
permukaan daratan, perairan maupun vegetasi. Proses evaporasi memerlukan
sejumlah energy. Energy yang di gunakan
untuk menguapkan adalah 580
cal(Hanum,2010).
Evaporasi
berpengaruh terhadap pertumbuhan produktivitas tanaman, evaporasi yangf baik
sangat berpengaruh terhadap penyarapan hara karena metabolism dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman(Cahyono,2003).
Kehilangan
air melalui permukaan teras atau penguapan dan melalui permukaan tanaman
disebut evapotranspirasiatau kadang kadang di sebut penggunaan air
tanaman(guslim,2009).
Jumlah
air yang di butuhkan atau yang digunakan tanaman tergantung dari beberapa
factor lingkungan(iklim dan tanah) serta tanaman(Guslim,2009).
Evaporasi
merupakan salah satu komponen neraca air atau menjadi dua komponen bila di
pilih menjadi evaporasi dan transpirasi(Guslim,).
Pada
suatu areal pertanian, penyediaan air bagi tanaman berasal dari curah hujan
atau irigasi sedangkan kehilangan air dapat berupa drainase, limpasan permukaan, evaporasi dan transpirasi Sadjad,
Fotosintesis
Jika intensitas cahaya
atau konsentari CO2 menjadi factor pembatas fotosintesis maka evaporasi tidak
akan mempengaruhi fotosintesis atau sangat kecil pengaruhnya karena reaksi
reaksi kimia tidak peka terhadap evaporasi
(Soemarsono,2000)
Selain
factor factor luar yang mempengaruhi fotosintesis factor dalam yang juga
penting dalam mengontrol proses ini adalah konsentrasi klorofil,enzim, dan
deficit air(Lakitan,1998)
KESIMPULAN
1.
Ubi jalar merupakan tanaman dikotil yang
pertama kali di tanam oleh suku maya di amerika tengah, inka di peru, dan maoni
di selandia baru sebelum abad ke-16
2.
Ubi jalar berakar serabut yang dapat
tumbuh secara adventif dari kedua ssi tiap ruas pada bagian batang
3.
Jika intensitas cahaya atau konsentrasi
CO2 menjadi factor pembatas maka evaporasi tidak aka mempengaruhi atau sangat
kecil pengaruhnya.
4.
Selain factor factor luar(evaporasi) ada
juga factor dalam yang mempengaruhi yaitu konsentrasi klorofil, deficit air,
dan konsentrasi enzim
5.
Kehilangan air melalui permukaan teras
atau penguapan dan melalui permukaan tanaman disebut evapotranspirasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Guslim. 2007. Agroklimatologi. USU
Press. Medan
Hanum. 2010. Penuntun Praktikum
Agroklimatologi. USU press. Medan
Manurung.
2007. Pengaruh Hama Terhadap Pertumbuhan Ubi Jalar. USU
Rubatzky, V.E. dan M, Yamaguchi. 1997.
Sayuran Dunia. ITB. Bandung
Soemarsono. 2000.Analisis KUantitatif
Pertumbuhan kedelai.Soemarsono doc.
Sadjad, S. 1994. Dari Benih Kepada
Benih. Gramedia Sarana. Jakarta
Soemartono. 1983. Ubi Jalar. Yasaguna.
Jakarta
Steenis,
V. 2003. Flora. PT. Padaya Paramitha. Jakarta
Zulkarnain,
H. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar